Pengaruh Interaksi Dalam Pergroup Terhadap Perilaku Cyberbullying Siswa
Seiring
dengan kemajuan teknologi muncul sebuah fenomena baru yaitu cyberbullying yang disebabkan
oleh sifat tanpa batas & anonimitas. Cyberbullying sendiri adalah aktivitas
agresif yang dilakukan melalui teknologi/alat elektronik/media sosial yg
bersifat merugikan/menimbulkan pelecehan kepada orang lain dan terjadi secara
berulang ulang. Contoh pelecehan yang termasuk cyberbullying adalah
flaming,harassment, denigration, impersonation, outing and trickery dan
cyberstalking. Hasil menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara
interaksi per group terhadap perilaku cyberbullying siswa dengan kekuatan yg
lemah. penjelasannya jika interaksi peer
group semakin positif maka tingkat perilaku cyberbullying juga makin rendah
begitupun sebaliknya. Dalam kasus cyberbullying , Pesan yang disampaikan kepada
korban dianggap lucu/tidak serius, aktivitas bercanda itu memungkinkan untuk
menjadi cyberbullying serius karena korban merasa tersakiti tetapi pelaku tidak
menyadari perbuatannya. Lemahnya persepsi mengenaik cyberbullying dicurigai
berasal dari budaya kekerasan yang sudah mengakar di masyarakat yang menganggap
kekerasan sebagai perilaku biasa saja.
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com%2Foketoon%2F573b17533dafbd51091e7fb7%2Fpengaruh-buruk-cyberbullying-dengan-internet-meme&psig=AOvVaw0K0 eJAWQA7VyS6uXt0C4w&ust=1631467161579000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjRxqFwoTCJjw3by49_ICFQAAAAAdAAAAABAD
Meningkatnya kasus kekerasan, lemahnya persepsi mengenai
kekerasan dan anggapan bahwa kekerasan merupakan satu-satunya cara untuk
menyelesaikan. Hasil penelitan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup
kuat namun bersifat positif antara interaksi dalam peer group dengan
cyberbullyng. Penelitian menunjukan adanya satu norma sosial bahwa tidak menanggapi
komentar negatif sama dengan lemah atau
cupu. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat namun
bersifat positif antara pengalaman bullying dengan cyberbullying. Terkait
hubungan tingkat pengetahuan dan perilaku kekerasan menunjukan bahwa tingkat
pengetahuan siswa tentang peraturan sekolah lemah dan tidak berlaku di sampel.
Kesimpulannya Perilaku cyberbullying siswa menunjukan level yang tergolong
rendah , sejalan dengan interaksi dalam per group yang cenderung positif dan tingkat
pengalaman bullying yg cenderung rendah serta tingkat pengetahuan siswa yg
cenderung tinggi.
Kritik
Pada Jurnal Pemikiran Sosiologi Vol. 3 No. 1, Januari 2016
Arsa Ilmi Budiarti, Pengaruh Interaksi dalam Peer Group Terhadap Perilaku Cyberbullying Siswa menurut saya masih belum menunjukkan bukti kuat dan akurat terkaid dengan data - data yang ada, terlebih dari data yang dicantumkan dirasa masih belum secara keseluruhan dan konkrit. Beberapa faktor dari cyberbullying juga tidak dianggap sebagai perilaku cyberbullying bisa dianggap hanya candaan saja. Hal tersebut menjadikan si pelaku bullying tidak merasakan efek jera atas perlakuannya terlebih karena dijaman sekarang bullying tidak dilakukan secara langsung, melainkan dari dunia maya dan bahkan mereka membuat kelompok - kelompok tertentu untuk menyerang si korban bullying tersebut. Terkaid dengan contoh kasus yang dipakai pada jurnal ini, dimana si pemeran disebutkan dengan “Informan J” dirasa kurang cocok, karena para pembaca biasanya akan berimajinasi dengan bacaan yang mereka baca, sebaiknya menggunakan perumpamaan nama orang untuk lebih memudahkan si pembaca berimajinasi dengan bacaan yg ia baca. Di jurnal ini mengatakan bahwa dengan mengait - ngaitkan kasus cyberbullying dengan sekolah yang dimana sekolah lepas tangan terkaid hal itu. Menurut saya hal tersebut fain - fain saja jika tidak merugikan pihak lembaga sekolah, jikalau kasus bullying meranah ke sekolah baru pihak sekolah turun tangan terkaid hal itu. Hanya saja jika murid - murid diberikan pembekalan materi terkaid dampak dari bullying bagi diri sendiri dan juga orang lain.
Komentar
Posting Komentar